Minggu, 19 Mei 2013

HADITS TENTANG AMAL DAN IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

       HADITS TENTANG AMAL DAN IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN

Makalah
Disusun Guna Menemuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadist I (Tarbawi)




                                                 Dosen Pengampu : Abdul Karim, S.S, M.A

Di susun oleh :
Ahmad Syaifuddin Zuli                   :  112189
Eva Mela Suryani                           :  112208
Farichatul Ibriza                              :  112193
Miftahul Jannah                             : 112213









SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) KUDUS JURUSAN TARBIYAH / PAI
TAHUN 2013




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Setiap hari manusia tidak lepas dari yang namanya aktifitas atau pekerjaan.Setiap pekerjaan atau suatu perbuatan yang dilakukan haruslah dikerjakan dengan ikhlas. Amal hanya karena Allah semata, dan tidak ada harapan kepada makhluk sedikitpun. Niat ikhlas bisa dilakukan sebelum amal dilakukan, bisa juga disaat melakukan amal atau setelah amal dilakukan. Salah satu karunia Allah yang harus disyukuri adalah adanya kesempatan untuk beramal. Menjadi jalan kebaikan dan memberikan manfaat kepada orang lain. Karenanya, jangan pernah menunda kebaikan ketika kesempatan itu datang. Lakukanlah kebaikan semaksimal mungkin dan lupakan jasa yang sudah dilakukan. Serahkan segalanya hanya kepada Allah. Itulah aplikasi dari amal yang ikhlas.
Ketika orang lain merasakan manfaat dari amal yang kita perbuat, maka yakinilah bahwa tidak ada perlunya kita membanggakan diri karena merasa berjasa. Itu semua hanya akan menghapus nilai pahala dari amal yang telah diperbuat. Setiap kebaikan yang kita lakukan mutlak karunia dari Allah, yang menghendaki kita terpilih agar bisa melakukan amal baik tersebut. Sekiranya Allah menakdirkan kita bisa bersedekah kepada anak yatim. Itu berarti kita harus bersyukur telah menjadi jalan sampainya hak anak yatim. Tidak perlu merasa berjasa karena hakekatnya kita hanyalah perantara hak anak yatim. Lewat harta, tenaga, dan kekuasaan yang Allah titipkan kepada kita.
B.      Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian dari  Amal ?
2.     Apa pengertian pendidikan itu?
3.     Bagaimana Implikasi amal dengan pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian amal
Amal artinya perbuatan, pekerjaan. Amal juga diartikan sebagai perbuatan baik, kebaikan, misalnya : berbuat pada mahluk yang lemah. Amal dimaknai sebagai segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan ( derma, membantu orang yang lemah, menolong korban banjir dan sebagainya ). Beramal dalam bahasa Indonesia artinya berbuat amal , melakukan sesuatu yang baik ( mengkaji, belajar, membantu yang miskin dan sebagainya ).
Secara istilah amal diartikan perbuatan yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan sesuatu ataupun menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat sesuatu terhadap dirinya sendiri, masyarakat atau sesama manusia.
Dalam bahasa sehari-hari dalam masyarakat, masih banyak orang yang mengartikan perkataan amal itu dengan makna yang sempit. Seperti bahwa amal itu hanyalah berkaitan dengan ibadah saja, seperti sembahyang, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Atau amalan-amalan lainnya yang berhubungan dengan ibadah, seperti do’a, berdzikir, i’tikaf dimasjid, membaca Al-qur’an, bersedekah dan lain-lain. Dan seolah-olah hal-hal yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan seperti berbangsa dan bernegara, kerukunan beragama dan lain dianggapnya sebagai masalah keduniaan yang lepas dari agama sehingga pengertian ini sama sekali tidak benar.
b.      Pengertian pendidikan dalam islam
Dalam bahasa inggris  yang berasal dari bahasa latin educere  berarti memasukkan sesuatu, barangkali bermaksud memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Jadi disini ada 3 hal yang terlibat : ilmu, proses memasukkan dan kepala orang, kalaulah ilmu itu memang masuk di kepala.
Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Ia adalah suatu tindakan sosial yang dimungkinkan berlakunya melalui suatu jaringan hubungan-hubungan manusia.
Dalam bahasa arab ada beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pengertian pendidikan. Biasa dipergunakan ta’lim sesuai dengan firman Allah swt , yang berbunyi :

وعلم ءادم الاسماء كلهاثم عر ضهم علي الملئكة فقال اننبئو ني باسما  هؤلاء ان كنتم صدقين (البققرة۳۱)  

Artinya :” dan allah mengajarkan kepada adam, segala nama kemudian ia berkata kepada malaikat : beritahulah aku nama-nama semua itu jika kamu benar. (S. Al baqoroh : 31).”




c.       Implikasi tentang amal

عن امير المؤمنين ابي حفص عمر بن الخطا ب رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول : انما الاعمل با لنيات وانما لكل امرئ ما نوى فمن كا نت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسوله, ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها او امر اة ينكحها فهجرته الي ما ها جر اليه

Dari amirul mukminin, abi hafs Umar bin AL khattab Radiallahuanhu, dia berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda : sesungguhnya setiap perbuatan (tergantung pada niatnya ). Dan sesungguhnya setiap orang ( akan dibalas ) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena ( ingin mendapatkan keridhaan ) Allah dan rasulnya, maka hijrahnya kepada ( keridhaan ) Allah dan rasulnya. Dan siapa yang hijrahnya karena karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (  akan bernilai sebagaimana ) yang dia niatkan.
( hadis riwayat dua Imam hadis, Abu abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al mughiroh bin bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain. Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qhusairi An Naishaburi dan kedua kita shahihnya yang merupakan kitab yang palig shahih yang pernah dikarang ).[1]

Rasulullah SAW mengeluarkan Hadist diatas ( asbab Al-wurud ) nya adalah untuk menjawab pertanyaan salah seorang sahabat berkenaan dengan peristiwa hijrahnya rasulullah SAW. dari mekkah ke madinah. Yang diikuti oleh sebagian besar sahabat. Dalam hijrah itu salah seorang laki-laki yang turut berhijrah. Akan tetapi, niatnya bukan untuk kepentingan perjuangan Islam melainkan hendak menikah dengan seorang wanita yang bersama Ummu Qais. Wanita itu rupanya telah bertekad akan turut hiijrah. Sedangkan laki-laki tersebut pada mulanya memilih tinggal di mekkah. Ummu Qais hanya bersedia dikawini ditempat tujuan hijrahnya rasulullah SAW. yakni madinah, sehingga laki-laki itupun ikut hijrah ke madinah.
Ketika peristiwa itu ditanyakan kepada rasulullah SAW, apakah hijrah dengan motif itu diterima ( maqbul ) atau tidak,  rasulullah SAW menjawab secara umum seperti disebutkan pada hadis diatas.[2]  
Dalam beberapa hadis banyak kita jumpai hadis yang mengandung perintah untuk berbuat ( amal ) kebaikan, menjaga, menggunakan, memanfaatkan, waktu sebaik-baiknya. Agar waktu yang telah terlewatkan tidak terbuang secara sia-sia karena kita tanpa menggunakan waktu sebagaimana mestinya.
selain itu kita juga harus tahu bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan baik kecil maupun besar pasti juga akan mendapat ganjaran yang pantas sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan.
Diantara hadis yang juga menunjukkan bahwa balasan seseorang sesuai dengan amalannya adalah :


Nabi Muhammad SAW bersabda :

من نفس عن مؤمن كربه من كرب الدنيا نفس الله عنه كربه من كرب يوم القيا مه, ومن يسر علي معسر يسر الله عليه  في الدنيا والا خرة , ومن ستر مسلما ستره الله في الدنيا والاخرة, والله في عون اخيه , ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا الي الجنة .

Artinya : barang siapa menghilangkan kesempitan seorang mukmin dari kesulitan-kesulitan di dunia.  Allah akan menghilangkan kesulitan yang menimpanya dari kesulitan-kesulitan yang menimpanya di hari kiamat. Dan barang siapa yang meringankan seseorang yang sedang tertimpa kesulitan, maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akherat. Allah akan menutup kejelekannya di dunia dan akherat. Dan Allah akan menolong hambanya apabila hambanya menolong sasudaranya. Dan barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju ke surga ( H.R. Muslim ).

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :

فمن يعمل مثفا ل ذرة خيرا يره , ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره ,

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzzarahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) Nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahaatn sebesar dzarrahpun, Niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya pula( QS. al-zalzalah 7-8 ).[3]

Nilai kebaikan diukur melalui amal shaleh. Amal amal shaleh merupakan Implikasi dari keimanan seseorang.  Amal shaleh memiliki tempat yang mulia dalam ajaran Islam. Karena itu, islam memberikan balasan kebajikan untuk orang-orang yang istiqomah dalam beramal shaleh.

Di antara balasan yang dijanjikan Allah SWT itu adalah :
a)      Pertama, diberi pahala yang besar.
“ Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal shaleh, ( bahwa ) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar “. ( QS. Al-Maidah : 9 ).
b)      Kedua, diberi kehidupan yang layak.
“ barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka  dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. An-Nahl : 97 ).
c)       Ketiga, diberi tambahan petunjuk.
“ dan Allah menambahkan petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal shaleh yang kekal itu lebih baik pahalanya disisi tuhanmu dan lebih baik sesudahnya “. ( QS. Maryam : 76 ).
d)      Ke empat, dihapuskan dosa-dosanya.
“ dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, benar-benar akan kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. ( QS. Al-Ankabut :7 )
e)      Kelima, dimuliakan hidupnya.
“ dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkut didaratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan “.( QS.Al-isro : 70 )
f)       Ke enam, dijauhkan dari kegagalan.
  demi masa . sesungguhnya  manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran nasehat-menasehati supaya menatapi kegagalan”. ( QS. Al-asr :1-3 ).

Untuk itu hanya amal shalih yang berasal dari keimanan kepada Allah SWT, keyakinan dan keadilannya, dan hanya berharap akan rahmat-Nya yang akan membawa manfaat dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[4]













BAB III
KESIMPULAN

amal diartikan perbuatan yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan sesuatu ataupun menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat sesuatu terhadap dirinya sendiri, masyarakat atau sesama manusia.
Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Ia adalah suatu tindakan sosial yang dimungkinkan berlakunya melalui suatu jaringan hubungan-hubungan manusia.
Implikasi dari amal itu bermula tergantung dengan apa yang kita niatkan, karena semua yang kita lakukan dihadapan Allah pasti akan mendapatkan balasan pada saatnya nanti, baik hal yang kita lakukan dengan perbuatan atau amal yang kecil ataupun besar, semuanya akan mendapat ganjarannya masing-masing.















DAFTAR PUSTAKA
Husain mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, Penerbit Lentera, Jakarta, 1998
Rachmat syafi’i, Al hadits, Pustaka Setia, Bandung : 2000


[1] Husain mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, Penerbit Lentera, Jakarta, 1998, hlm.319-323
[2] Rachmat syafi’i, Al hadits, Pustaka Setia, Bandung : 2000, hlm.55-56
[3] Ibid, hlm.70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar