Makalah
Disusun Guna
Menemuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadist I (Tarbawi)
Dosen Pengampu : Abdul Karim, S.S, M.A
Di susun oleh :
Ahmad Syaifuddin
Zuli : 112189
Eva Mela Suryani : 112208
Farichatul Ibriza : 112193
Miftahul Jannah : 112213
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) KUDUS JURUSAN TARBIYAH
/ PAI
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Setiap hari manusia tidak lepas dari yang namanya aktifitas atau
pekerjaan.Setiap pekerjaan atau suatu perbuatan yang dilakukan haruslah
dikerjakan dengan ikhlas. Amal hanya karena Allah semata, dan tidak ada harapan
kepada makhluk sedikitpun. Niat ikhlas bisa dilakukan sebelum amal dilakukan,
bisa juga disaat melakukan amal atau setelah amal dilakukan. Salah satu karunia
Allah yang harus disyukuri adalah adanya kesempatan untuk beramal. Menjadi
jalan kebaikan dan memberikan manfaat kepada orang lain. Karenanya, jangan
pernah menunda kebaikan ketika kesempatan itu datang. Lakukanlah kebaikan
semaksimal mungkin dan lupakan jasa yang sudah dilakukan. Serahkan segalanya
hanya kepada Allah. Itulah aplikasi dari amal yang ikhlas.
Ketika orang lain merasakan manfaat dari amal yang kita perbuat,
maka yakinilah bahwa tidak ada perlunya kita membanggakan diri karena merasa
berjasa. Itu semua hanya akan menghapus nilai pahala dari amal yang telah
diperbuat. Setiap kebaikan yang kita lakukan mutlak karunia dari Allah, yang
menghendaki kita terpilih agar bisa melakukan amal baik tersebut. Sekiranya
Allah menakdirkan kita bisa bersedekah kepada anak yatim. Itu berarti kita
harus bersyukur telah menjadi jalan sampainya hak anak yatim. Tidak perlu
merasa berjasa karena hakekatnya kita hanyalah perantara hak anak yatim. Lewat
harta, tenaga, dan kekuasaan yang Allah titipkan kepada kita.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Amal
?
2. Apa pengertian pendidikan itu?
3. Bagaimana Implikasi amal dengan pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian amal
Amal artinya perbuatan, pekerjaan.
Amal juga diartikan sebagai perbuatan baik, kebaikan, misalnya : berbuat pada
mahluk yang lemah. Amal dimaknai sebagai segala sesuatu yang dikerjakan dengan
maksud berbuat kebaikan ( derma, membantu orang yang lemah, menolong korban
banjir dan sebagainya ). Beramal dalam bahasa Indonesia artinya berbuat amal ,
melakukan sesuatu yang baik ( mengkaji, belajar, membantu yang miskin dan
sebagainya ).
Secara istilah amal diartikan
perbuatan yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan sesuatu ataupun menunaikan
kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat sesuatu terhadap dirinya
sendiri, masyarakat atau sesama manusia.
Dalam bahasa sehari-hari dalam
masyarakat, masih banyak orang yang mengartikan perkataan amal itu dengan makna
yang sempit. Seperti bahwa amal itu hanyalah berkaitan dengan ibadah saja,
seperti sembahyang, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Atau amalan-amalan
lainnya yang berhubungan dengan ibadah, seperti do’a, berdzikir, i’tikaf
dimasjid, membaca Al-qur’an, bersedekah dan lain-lain. Dan seolah-olah hal-hal
yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan seperti berbangsa dan bernegara,
kerukunan beragama dan lain dianggapnya sebagai masalah keduniaan yang lepas
dari agama sehingga pengertian ini sama sekali tidak benar.
b.
Pengertian pendidikan dalam
islam
Dalam bahasa inggris yang berasal dari bahasa latin educere
berarti memasukkan sesuatu, barangkali
bermaksud memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Jadi disini ada 3 hal yang
terlibat : ilmu, proses memasukkan dan kepala orang, kalaulah ilmu itu memang
masuk di kepala.
Pendidikan adalah salah satu bentuk
interaksi manusia. Ia adalah suatu tindakan sosial yang dimungkinkan berlakunya
melalui suatu jaringan hubungan-hubungan manusia.
Dalam bahasa arab ada beberapa
istilah yang biasa dipergunakan dalam pengertian pendidikan. Biasa dipergunakan
ta’lim sesuai dengan firman Allah swt , yang berbunyi :
وعلم ءادم الاسماء كلهاثم عر ضهم علي الملئكة فقال اننبئو ني
باسما هؤلاء ان كنتم صدقين (البققرة۳۱)
Artinya :” dan allah mengajarkan kepada adam, segala nama kemudian ia
berkata kepada malaikat : beritahulah aku nama-nama semua itu jika kamu benar.
(S. Al baqoroh : 31).”
c.
Implikasi tentang amal
عن امير المؤمنين ابي حفص عمر بن الخطا ب رضي الله عنه قال : سمعت رسول
الله صلي الله عليه وسلم يقول : انما الاعمل با لنيات وانما لكل امرئ ما نوى فمن
كا نت هجرته الي الله ورسوله فهجرته الي الله ورسوله, ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها
او امر اة ينكحها فهجرته الي ما ها جر اليه
Dari amirul mukminin, abi hafs Umar bin AL khattab
Radiallahuanhu, dia berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda : sesungguhnya
setiap perbuatan (tergantung pada niatnya ). Dan sesungguhnya setiap orang (
akan dibalas ) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (
ingin mendapatkan keridhaan ) Allah dan rasulnya, maka hijrahnya kepada (
keridhaan ) Allah dan rasulnya. Dan siapa yang hijrahnya karena karena dunia
yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya
( akan bernilai sebagaimana ) yang dia
niatkan.
( hadis
riwayat dua Imam hadis, Abu abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al
mughiroh bin bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain. Muslim bin Al Hajjaj bin
Muslim Al Qhusairi An Naishaburi dan kedua kita shahihnya yang merupakan kitab
yang palig shahih yang pernah dikarang ).[1]
Rasulullah SAW mengeluarkan Hadist diatas ( asbab
Al-wurud ) nya adalah untuk menjawab pertanyaan salah seorang sahabat berkenaan
dengan peristiwa hijrahnya rasulullah SAW. dari mekkah ke madinah. Yang diikuti
oleh sebagian besar sahabat. Dalam hijrah itu salah seorang laki-laki yang
turut berhijrah. Akan tetapi, niatnya bukan untuk kepentingan perjuangan Islam
melainkan hendak menikah dengan seorang wanita yang bersama Ummu Qais. Wanita
itu rupanya telah bertekad akan turut hiijrah. Sedangkan laki-laki tersebut
pada mulanya memilih tinggal di mekkah. Ummu Qais hanya bersedia dikawini
ditempat tujuan hijrahnya rasulullah SAW. yakni madinah, sehingga laki-laki
itupun ikut hijrah ke madinah.
Ketika peristiwa itu ditanyakan
kepada rasulullah SAW, apakah hijrah dengan motif itu diterima ( maqbul ) atau
tidak, rasulullah SAW menjawab secara
umum seperti disebutkan pada hadis diatas.[2]
Dalam beberapa hadis banyak kita
jumpai hadis yang mengandung perintah untuk berbuat ( amal ) kebaikan, menjaga,
menggunakan, memanfaatkan, waktu sebaik-baiknya. Agar waktu yang telah
terlewatkan tidak terbuang secara sia-sia karena kita tanpa menggunakan waktu
sebagaimana mestinya.
selain itu kita juga harus tahu
bahwa setiap amal perbuatan yang kita lakukan baik kecil maupun besar pasti
juga akan mendapat ganjaran yang pantas sesuai dengan apa yang telah kita
kerjakan.
Diantara hadis yang juga
menunjukkan bahwa balasan seseorang sesuai dengan amalannya adalah :
Nabi Muhammad SAW bersabda :
من نفس عن مؤمن كربه من كرب الدنيا نفس الله عنه كربه من كرب يوم
القيا مه, ومن يسر علي معسر يسر الله عليه
في الدنيا والا خرة , ومن ستر مسلما ستره الله في الدنيا والاخرة, والله في
عون اخيه , ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا الي الجنة .
Artinya : barang siapa
menghilangkan kesempitan seorang mukmin dari kesulitan-kesulitan di dunia. Allah akan menghilangkan kesulitan yang
menimpanya dari kesulitan-kesulitan yang menimpanya di hari kiamat. Dan barang
siapa yang meringankan seseorang yang sedang tertimpa kesulitan, maka Allah
akan meringankan bebannya di dunia dan akherat. Allah akan menutup kejelekannya
di dunia dan akherat. Dan Allah akan menolong hambanya apabila hambanya
menolong sasudaranya. Dan barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu,
Allah akan memudahkan jalannya menuju ke surga ( H.R. Muslim ).
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
فمن يعمل مثفا ل ذرة خيرا يره , ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره ,
Barang siapa yang mengerjakan
kebaikan seberat dzzarahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) Nya. Dan
barang siapa yang mengerjakan kejahaatn sebesar dzarrahpun, Niscaya dia akan
melihat ( balasan ) nya pula( QS. al-zalzalah 7-8 ).[3]
Nilai kebaikan diukur melalui amal
shaleh. Amal amal shaleh merupakan Implikasi dari keimanan seseorang. Amal shaleh memiliki tempat yang mulia dalam
ajaran Islam. Karena itu, islam memberikan balasan kebajikan untuk orang-orang
yang istiqomah dalam beramal shaleh.
Di antara balasan yang dijanjikan
Allah SWT itu adalah :
a)
Pertama, diberi pahala yang
besar.
“ Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan yang beramal shaleh, ( bahwa ) untuk mereka ampunan dan pahala yang
besar “. ( QS. Al-Maidah : 9 ).
b)
Kedua, diberi kehidupan
yang layak.
“ barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. An-Nahl : 97 ).
c)
Ketiga, diberi tambahan
petunjuk.
“ dan Allah menambahkan petunjuk kepada mereka yang
telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal shaleh yang kekal itu lebih baik
pahalanya disisi tuhanmu dan lebih baik sesudahnya “. ( QS. Maryam : 76 ).
d)
Ke empat, dihapuskan dosa-dosanya.
“ dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih,
benar-benar akan kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar
akan kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (
QS. Al-Ankabut :7 )
e)
Kelima, dimuliakan hidupnya.
“ dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam,
kami angkut didaratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan “.( QS.Al-isro : 70 )
f)
Ke enam, dijauhkan dari
kegagalan.
“ demi masa .
sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran nasehat-menasehati supaya menatapi
kegagalan”. ( QS. Al-asr :1-3 ).
Untuk itu hanya amal shalih yang berasal dari keimanan
kepada Allah SWT, keyakinan dan keadilannya, dan hanya berharap akan rahmat-Nya
yang akan membawa manfaat dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[4]
BAB III
KESIMPULAN
amal diartikan
perbuatan yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan sesuatu ataupun menunaikan
kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat sesuatu terhadap dirinya
sendiri, masyarakat atau sesama manusia.
Pendidikan
adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Ia adalah suatu tindakan sosial
yang dimungkinkan berlakunya melalui suatu jaringan hubungan-hubungan manusia.
Implikasi dari
amal itu bermula tergantung dengan apa yang kita niatkan, karena semua yang
kita lakukan dihadapan Allah pasti akan mendapatkan balasan pada saatnya nanti,
baik hal yang kita lakukan dengan perbuatan atau amal yang kecil ataupun besar,
semuanya akan mendapat ganjarannya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Husain mazhahiri, Pintar
Mendidik Anak, Penerbit Lentera, Jakarta, 1998
Rachmat syafi’i, Al
hadits, Pustaka Setia, Bandung : 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar